Pages

Selasa, 08 Mei 2012

Slow Learner

PENGERTIAN
Slow learning yaitu suatu istilah nonteknis yang dengan berbagai cara dikenakan pada anak-anak yang sedikit terbelakang secara mental, atau yang berkembang lebih lambat daripada kecepatan normal. (Chaplin, 2005 : 468)
Slow learning adalah anak dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering harus mengulang (Burton, dalam Sudrajat, 2008).

Namun secara garis besar lamban belajar (slow learning) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal. Mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak dengan SL (slow learning) memiliki ciri fisik normal. Tapi saat di sekolah mereka sulit menangkap materi, responnya lambat, dan kosa kata juga kurang, sehingga saat diajak berbicara kurang jelas maksudnya atau sulit nyambung. Dari sisi perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu, dan mereka kesulitan untuk berteman. Anak-anak lambat belajar (slow learning) ini juga cenderung kurang percaya diri. Kemampuan berpikir abstraknya lebih rendah dibandingkan dengan anak pada umumnya.
Slow learning atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestai belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau seluruh area akademik, tapi mereka ini bukan tergolong anak terbelakang mental. Skor tes IQ mereka menunjukkan skor anatara 70 dan 90, walaupun demikian tidak keseluruhan anak slow learner memiliki IQ seperti itu. Kelemahan akademik utama yang dialami oleh slow learner adalah membaca, berbahasa, dan memori, sosial, dan perilaku.

2.2 CIRI-CIRI ANAK SLOW LEARNING
Karakteristik dari individu yang mengalami slow learning :
1.       Fungsi kemampuan di bawah rata-rata pada umumnya.
2.         Memiliki kecanggungan dalam kemampuan menjalin hubungan intrapersonal.
3.         Memiliki kesulitan dalam melakukan perintah yang bertahap.
4.         Tidak memiliki tujuan dalam menjalani kehidupannya
5.         Memiliki berbagai kesulitan internal seperti; keterampilan mengorganisasikan, kesulitan transfer belajar, dan menyimpulkan infromasi.
6.         Memiliki skor yang rendah dengan konsisten dalam beberapa tes.
7.         Memiliki pandangan mengenai dirinya yang buruk.
8.         Mengerjakan segalanya secara lambat.
9.         Lambat dalam penguasaan terhadap sesuatu.

2.3 GEJALA SLOW LEARNER

Ø  Membaca
Individu yang mengidap keterlambatan dalam kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahami struktur kata tersebut. Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian para ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunyi-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa serta tulisan yang mewakilinya.

Ø  Bahasa Tertulis
Masalah yang dihadapi oleh SL (slow learner) dengan bahasa tertulis tampak dari tulisan tangan, kemampuan mengeja, susunan kata, penggunaan kosakata, serta kualitas dari tulisan yang dihasilkan. Banyak penderita SL dalam hal membaca juga memiliki kesulitan dalam menulis karena keduanya berkaitan dengan bahasa (penerimaan serta pengekspresian).

Ø  Memori
Penderita slow learner juga mengalami kelemahan dalam mengingat. Mereka memiliki kesulitan dalam mengolah informasi sehingga dapat disimpan dalam memori jangka panjang.

Ø  Sosial dan Perilaku
Murid yang menderita slow learning kemungkinan juga akan memperlihatkan suatu tantangan sosial atau perilaku. Beberapa diantara mereka memperlihatkan kebiasaan yang kurang dapat diterima oleh masyarakat dibandingkan dengan kawan sebayanya. Mereka tidak dapat memperkirakan akibat dari tindakannya itu, menyalah tafsirkan tanggapan dari lingkungannya, dan kurang dapat menyesuaikan perilakunya dalam situasi sosial yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka terkadang diasingkan dan ditolak oleh rekan-rekan sebayanya.

2.4 MASALAH SLOW LERNER DALAM PENDIDIKAN, PENYESUAIAN SOSIAL, EMOSIONAL, EKONOMI
a). Pendidikan
 Faktor penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah tingkat kepandaian orang tua dan juga keluarga. Orang tua yang terpelajar sangat memperhatikan perkembangan intelektual anak mereka. Mereka mulai mendidik dan melatih anak mereka sebelum masuk TK.  Mereka juga menyediakan mainan pendidikan dan buku yang membantu anak belajar. Mereka juga mendidik sendiri anak mereka dalam membaca dan aritmatika. Dengan cara ini mereka melatih anak mereka untuk meningkatkan kecepatan/ laju pembelajaran. Orang tua yang terdidik dapat menyediakan pengalaman dan materi pendidikan bagi anak mereka sesuai tingkat  kecerdasan mereka sendiri. Tetapi jika orang tua tidak  terdidik, mereka tidak dapat mengambil langkah untuk memajukan anak mereka. Mereka jarang memperlihatkan minat pada perkembangan intelek anak mereka. Sebagai akibatnya anak mereka tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk melatih pikiran mereka supaya dapat meningkat laju pembelajaran mereka. Anak-anak seperti ini ketika pertama kali masuk sekolah dan melihat anak lain sudah lebih maju akan kehilangan kepercayaan diri mereka. Hal ini berlanjut ke ketumpulan intelek yang menyebabkan slow learning.
b). Emosi
Semua anak pasti mengalami permasalahan emosional, tetapi slow learner mengalami permasalahan yang serius dan untuk waktu yang lama sehingga sangat mengganggu proses belajar mereka. Permasalahan emosional ini berakibat pada prestasi akademis yang rendah, hubungan interpersonal yang tidak baik, dan harga diri yang rendah. Bagian penting dalam perkembangan personal, sosial dan emosional adalah konsep diri dan harga diri. Aspek dari perkembangan mereka ini sangat dipengaruhi pengalaman mereka di rumah, bersama teman, dan di sekolah. Konsep diri meliputi bagaimana kita memandang kekuatan, kelemahan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai kita sendiri. Perkembanganya bermula sejak lahir dan terus dipengaruhi/ dibentuk oleh pengalaman. Kuranganya konsep diri yang positif dapat merusak perkembangan sosial anak. Slow learner biasanya suka menarik diri, tidak dewasa, memiliki gambaran diri yang rendah, atau depresi sehingga mudah terganggu (disturbed). Anak-anak seperti ini biasanya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit teman atau bermain dengan anak yang sangat lebih muda dari mereka. mereka suka berkhayal. Mereka menderita karena kurang memiliki ketrampilan social. Program pelatihan ketrampilan social sangat efektif dalam memperbaiki perilaku sosial anak yang menarik diri dan tidak memiliki teman. Ketika anak mulai sekolah mereka menilai diri mereka berdasarkan keberhasilan. Hal ini dapat terlihat ketika bahkan kegagalan kecil dapat menyebabkkan anak merasa tidak berharga. Perkembangan social dan emosional anak selama kelas-kelas awal dibentuk oleh tiga pengaruh. Yang pertama adalah orang tua dan keluarga. Kedua adalah kelompok teman sebaya. Yang ketiga adalah pengalaman di sekolah. Ketegangan di rumah dan hubungan dengan saudara dan orang tua dapat menyebabkan frustasi pada anak. Rasa takut dan cemas yang disebabkan sikap guru juga akan mengganggu emosi anak. Ketegangan dan frustasi anak dapat menjadi penyebab slow learning.
c). Ekonomi
Kemiskinan merupakan factor utama dari slow learning di negara berkembang. Kemiskinan mempengaruhi anak dalam dua hal (i) mengganggu/ menghambat kesehatan anak dan (ii) mengurangi kapasitas belajar mereka. Kemiskinan menyababkan banyak kekurangan mental dan moral yang pada akhirnya mempengaruhi performa siswa. Seperti ungkapan “di badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat”. Otak dan pikiran dapat bekerja secara optimal dalam badan yang sehat yang seringkali terpengaruhi oleh kemiskinan. Kekayaan juga mempengaruhi perolehan informasi melalui pengayaan (enriched) pengalaman. Anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan untuk menjelajah dan memperoleh materi untuk memenuhi kebutuhannya. Kemiskinan belum tentu menyebabkan slow learning tetapi menciptakan kondisi yang mengarah pada slow learning.
2.5 METODE BELAJAR BAGI SLOW-LEARNER
A. Guru dan Slow-learner
Anak slow-learner mungkin merupakan cobaan berat bagi seorang guru. Keadaan anak yang memang tidak memungkinkan untuk memuaskan seorang guru lewat prestasi belajar, membuatnya perlu diperhatikan dan dibimbing dengan caranya sendiri. Tiga dari lima siswa yang dibimbing seorang guru bisa merupakan anak slow-learner, maka pengetahuan yang memadai mengenai bagaimana cara yang tepat untuk mengakomodasi mereka sangat diperlukan. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu guru dalam menghadapi anak slow-learner:
1. Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali, untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan rata-rata. Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang familiar, yang dapat membantu proses generalisasi.
2. Anak slow-learner yang tidak berprestasi dalam akademik dasar dapat memperoleh manfaat melalui kegiatan tutorial di sekolah atau privat. Tujuan tutorial bukanlah untuk menaikkan prestasinya, tetapi membantunya untuk optimis terhadap kemampuannya dan menghadapkannya pada harapan yang realistik dan dapat dicapainya. 3.Adalah masuk akal dan dapat dibenarkan untuk memberi mereka kelas yang lebih singkat dan tugas yang lebih sederhana. 4.Berusahalah untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi dan fakta yang tidak berarti bagi mereka.
5. Gunakan demonstrasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin. Jangan membingungkan mereka dengan terlalu banyak verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat sangat membantu.
6. Jangan memaksa anak bersaing dengan anak dengan kemampuan yang lebih tinggi. Adakan sedikit persaingan dalam program akademik yang tidak akan menyebabkan sikap negatif dan pemberontakan terhadap proses belajar. Belajar dengan kerjasama dapat mengoptimalkan pembelajaran, baik bagi anak yang berprestasi atau tidak, ketika pemebelajaran tersebut mendukung interaksi sosial yang tepat dalam kelompok yang heterogen.
7. Konsep yang sederhana yang diberikan pada anak pada permulaan unit instruksial dapat membantu penguasaan materi selanjutnya. Maka, dibutuhkan beberapa modifikasi di kelas.
8. Anak sebaiknya diberi tugas, terutama dalam pelajaran sosial dan ilmu alam, yang terstruktur dan konkret. Proyek-proyek besar yang membutuhkan matangnya kemampuan organisasional dan kemampuan konseptual sebaiknya dikurangi, atau secara substansial dimodifikasi, disesuaikan dengan kemampuannya. Dalam kerja kelompok, slow-learner dapat ditugaskan untuk bertanggung jawab pada bagian yang konkret, sedang anak lain dapat mengambil tanggung jawab pada komponen yang lebih abstrak.
9. Tekankan hal-hal setelah belajar, berikan insentif dan motivasi yang bervariasi.
10. Berikan banyak kesempatan bagi anak untuk bereksperimen dan mempraktikkan konsep baru dengan materi yang konkret atau situasi yang menstimulasi.
11. Pada awal setiap unit, kenalkan anak dengan materi-materi yang familiar.
12. Sederhanakan petunjuk dan yakin bahwa petunjuk itu dapat dimengerti.
13.Penting bagi guru untuk mengetahui gaya belajar masing-masing anak, ada yang mengandalkan kemampuan visual, auditori atau kinestetik. Pengetahuan ini memudahkan penerapan metode belajar yang tepat bagi mereka.
B. Penyelesaian Masalah bagi Slow-learner
1. Pemeliharaan sejak dini Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama yang mempengaruhi inteligensi, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah. Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkat kelambanan belajar.
2. Pengembangan secara keseluruhan Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan apatis. Pengalaman dalam berbagai hal akan membuat anak mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diri yang sehat.
3. Lembaga pendidikan, kelas atau kelompok belajar khusus Dalam hal pergaulan, mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaan seperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang lambat belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan belajar yang ideal. Dalam sekolah umum dapat dibentuk kelas khusus bagi anak slow-learner. Anak slow-learner membutuhkan perhatian yang lebih intensive dalam proses belajar mereka. Dengan dibentuk kelas atau kelompok yang relatif kecil, pembelajaran akan fokus pada mereka dan penggunaan metode yang berbeda dengan siswa reguler dapat lebih leluasa.
4. Memberikan pelajaran tambahan Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer. Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. 5.Latihan indra Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihan indra kepada mereka. Anak memiliki gaya belajarnya masing-masing, seperti visual, auditori atau kinestetik. Dengan mengasah kemampuan indera yang dominan pada mereka akan mempermudah proses pemahaman dalam belajar mereka. 6.Prinsip belajar Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar:
Ø  Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karena keberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang.
Ø  Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk belajar.
Ø  Beri dukungan moral atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas. Suatu waktu, berilah hadiah kepada anak.
Ø  Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan.
Ø  Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan belajar.
Ø  Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek.
Ø  Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid. h.Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan indra.
Ø  Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu.
5. Dukungan orangtua Dorongan dan bantuan orangtua erat hubungannya dengan hasil belajar anak yang lambat. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orangtua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, orangtua dapat meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah.

12 comments:

Unknown mengatakan...

Q jadi tau ternyata kesulitan belajar siswa adalah hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua agar anak tsb dapat segera diatasi permasalahanya.

Unknown mengatakan...

terima kasih atas penjelasannya. sangat membantu. semoga bermanfaat.

Unknown mengatakan...

penjelasannya cukup lengkap. saya sedang mencari buku yang berkaitan dengan slow learner. kalau boleh tau saya ingin tahu sumbernya dari mana / bukunya apa? yang tau buku apapun tentang slow learner tolong bantuannya.

SeraiSyair mengatakan...

maaf mau tanya ini sumbernya buku apa ya ?

Unknown mengatakan...

terimakasih atas penjelasannya, sangat membantu saya dalam memahami anak didik yang saya ajar.
sukses selal

STT.SUNSUGOS JAKARTA mengatakan...

daftar referensinya tidak ada ya

Fina aprila mengatakan...

kalo boleh tau ini sumber nya dari buku apa ya kak?

zackyriswanmaulana@smpn10sby.sch.id mengatakan...

Apakah ada tempat kursus calistung utk anak2 slowleaner di sby?

Unknown mengatakan...

terimakasih atas infonya

Arafah mengatakan...

Anak saya slow learner dan disarankan di sekolahkan di sekolah inklusif atau SLB...ya tahun ini sekolah.

Arafah mengatakan...

Anak saya slow learner dan disarankan di sekolahkan di sekolah inklusif atau SLB...ya tahun ini sekolah.

Unknown mengatakan...

Apakah anak slow learner bisa kuliah dgn jurusan yang sesuai dgn minat dan bakatnya

Posting Komentar