Pages

Selasa, 08 Mei 2012

Learning Disorder

PENGERTIAN LEARNING DISORDER
    Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlansung secara wajar. Kadang – kadang lancar, kadang – kadang tidak, kadang – kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Dalam hal dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.
            Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder. Sedangkan Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.

                  Pengertian lain Learning disorder atau kekacauan belajar adalah suatu keadaan dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan sehingga anak mengalami kebingungan untuk memahami bahan belajar.
            Gangguan/Kesulitan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Anak dengan Learning Disorder mungkin mempunyai tingkat intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya, tetapi sering berjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka.
Masalah yang terkait dengan kesehatan mental dan gangguan belajar yaitu kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, mengingat, penalaran, serta keterampilan motorik dan masalah dalam matematika. 
Anak-anak dengan Learning Disorder yang tidak di terapi, akan mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Mereka berusaha lebih daripada teman-teman mereka, tetapi tidak mendapatkan pujian atau reward dari guru atau orang tua. Demikian pula, Learning Disorder yang tidak di terapi dapat menyebabkan penderitaan psikologis yang besar untuk orang dewasa.

2.2  JENIS-JENIS LEARNING DISORDER
            Jenis-jenis Learning Disorder :
a.       Disleksia (Dyslexia) : adalah gangguan belajar yang mempengaruhi membaca dan / atau kemampuan menulis. Ini adalah cacat bahasa berbasis di mana seseorang memiliki kesulitan untuk memahami kata-kata tertulis.
Ciri - ciri penderita disleksia itu, dia sulit membedakan huruf alpabet,terutama yang betuknya mirip-mirip (b,d,q,p), tidak bisa mengeja kata dengan benar, sering salah membaca teks dan kadang tidak paham arti teks itu, bingung membedakan kata yang bunyi dan tulisannya mirip seperti 'hati' dan 'pati'
  1. Diskalkulia (Dyscalculia) : adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan matematika. Seseorang dengan diskalkulia sering mengalami kesulitan memecahkan masalah matematika dan menangkap konsep-konsep dasar aritmatika.
Ciri-cirinya, bingung membedakan simbol + - x :, sering salah dalam menghitung matematika sehari-hari, tidak bisa mengerti semua yang berhubungan dengan perhitungan, dan juga sulit membedakan antara kg, liter, jam, menit, detik, tahun abad, dan lain lain.
  1. Disgrafia (Dysgraphia) : adalah ketidakmampuan dalam menulis, terlepas dari kemampuan untuk membaca. Orang dengan disgrafia sering berjuang dengan menulis bentuk surat atau tertulis dalam ruang yang didefinisikan. Hal ini juga bisa disertai dengan gangguan motorik halus.
Ciri-ciri penderita dysgraphia ini antaralain sulit menuliskan sebuah kata dengan benar. kadang hurufnya kebalik atau ejaannya salah. Kalimat yang ditulis penderita biasanya salah tempat, misalnya mau nulis "Isca cantik" jadi "cantik isca" eh abaikan deh yang barusan
  1. Gangguan pendengaran dan proses visual (Auditory and visual processing disorders) : adalah gangguan belajar yang melibatkan gangguan sensorik. Meskipun  anak tersebut mungkin dapat melihat dan / atau mendengar secara normal, gangguan ini menyulitkan mereka dari apa yang mereka lihat dan dengar. Mereka akan sering memiliki kesulitan dalam pemahaman bahasa, baik tertulis atau auditori (atau keduanya). 
  2. Ketidakmampuan belajar nonverbal (Nonverbal Learning Disabilities) : adalah gangguan belajar dalam masalah dengan visual-spasial, motorik, dan keterampilan organisasi. Umumnya mereka mengalami kesulitan dalam memahami komunikasi nonverbal dan interaksi, yang dapat mengakibatkan masalah sosial.
  3. Gangguan bahasa spesifik (Specific Language Impairment (SLI)) : adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi penguasaan bahasa dan penggunaan.
g.        ADHD/ADD,  Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ Attention Deficit Disorder. ini adalah jenis gangguan dimana penderitanya sulit untuk fokus karena bersikap hiperaktif.  Ciri ciri penderita ADHD/ADD ini yaitu, perhatiannya mudah teralih, gampang bosan ngerjain soal yang monoton, sering gak ngedengerin orang ngomong, ngga betah berdiam diri atau duduk lama-lama.
2.3 CIRI-CIRI LEARNING DISORDER
1)      Daya ingat (relatif) kurang baik;
2)      Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat;
3)      Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas ;
4)      Impulsif (bertindak sebelum berpikir);
5)      Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih;
6)       Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah ;
7)      Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya ;
8)      Menolak bersekolah;
9)      Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu ;
10)  Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen ;
11)  Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu

2.4 GEJALA LEARNING DISORDER
a.       Mendiagnosis Gangguan Belajar (Learning Disorder)

Karena otak anak-anak lebih fleksibel daripada orang dewasa, mereka sering dapat mempelajari strategi baru dan mampu untuk kembali melatih pikiran mereka untuk berpikir dengan cara yang lebih konstruktif. Karena elastisitas otak menurun dengan usia, merupakan hal yang penting untuk mencari bantuan sedini mungkin.
Sebagai aturan umum, semakin muda usia diagnosis gangguan mental dan belajar, akan semakin sukses pengobatan. Anak-anak yang didiagnosis di TK sering dapat sepenuhnya mengatasi masalah mereka dengan bantuan perbaikan/terapi.
Mereka yang didiagnosis lebih lama/terlambat, kemungkinan dapat diajarkan cara-cara kompensasi atau cara untuk menolong mereka, tetapi semakin berkembangnya usia maka cara kompensasi itu juga semakin menurun. Jadi jika terlihat tanda dan gejala pada anak anda seperti berikut ini, segeralah minta bantuan Okupasi Terapis untuk menerapinya.

Mengetahui gejala Gangguan Belajar (Learning Disorder) :
  • Gejala pada balita:
    • Lambat bicara dan perkembangan kosakata yang sedikit dibandingkan dengan anak seumurannya.
    • Masalah dengan pengucapan
    • Kesulitan belajar alfabet, angka, bentuk, dan warna
    • Kesulitan mengikuti petunjuk
    • Kesulitan kemampuan motorik
    • Mudah terganggu
    • Masalah dengan interaksi sosial
  • Gejala pada anak yang lebih dewasa :
    • Lambat untuk mempelajari suara-suara asosiasi
    • Konstan membaca, menulis, atau kesalahan ejaan
    • Kesulitan dalam tanda aritmatika matematika dan bingung (Seperti tanda X dan +)
    • Lambat untuk belajar keterampilan baru
    • Tidak menyadari akan bahaya (resiko)
    • Miskin konsentrasi
    • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman sebaya nya untuk pelajaran sekolah atau pekerjaan rumah
    • Terbalik atau susah untuk memahami huruf seperti p dengan q dan b dengan d
    • Menghindari membaca dengan suara keras
    • Tulisan tangan yang jelek
    • Kesulitan untuk berteman
    • Nilai akademik jelek
  • Gejala yang ditampilkan pada remaja dan dewasa :
    • Menghindari membaca dan menulis tugas
    • Salah membaca sesuatu
    • Salah mengeja
    • Bekerja secara perlahan
    • Bermasalah dengan konsep-konsep abstrak
    • Masalah pada ingatan

Hal ini biasanya seorang guru atau orang tua  yang pertama kali tahu bahwa anak mempunyai gangguan belajar. Kinerja pekerjaan sekolah (akademik) biasanya menurun ketika pekerjaan menjadi sulit dan anak mungkin berusaha dengan cara yang mudah.

Seseorang dengan gangguan belajar mempunyai karakteristik :
  • Keterlambatan akademik, meskipun IQ rata-rata atau diatas rata-rata
  • Kekurangan dalam pemrosesan informasi
  • Prestasi akademik dan kemampuan aktual secara substansial lebih rendah daripada usianya, pendidikan dan IQ nya.
Jika anda menduga bahwa anak anda mengalami gangguan/kesulitan belajar, disarankan untuk menghubungi Okupasi Terapis untuk tindakan yang lebih lanjut.
2.5  FAKTOR PENYEBAB LEARNING DISORDER
            Penelitian telah menunjukan bahwa ada sejumlah faktor yang mungkin berperan penyebab gangguan belajar :
  • Genetik : Gangguan belajar cenderung ada pada keluarga
  • Perkembangan otak dan gangguannya : beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan belajar mungkin disebabkan oleh gangguan pada otak baik sebelum kelahiran atau setelah kelahiran. Lahir berat badan rendah, kekurangan oksigen, ibu mengkonsumsi obat atau alkohol, ibu merokok selama kehamilan, kelahiran prematur, kekurangan gizi, serta minimnya perawatan pra kelahiran. Anak-anak yang mengalami cedera kepala cenderung untuk mempunyai gangguan belajar.
  • Faktor lingkungan : racun yang ada dilingkungan juga merupakan penyebab gangguan belajar. Janin yang berkembang, bayi, dan anak-anak sangat rentan terhadap racun lingkungan. Beberapa racun yang sering kita dapati dilingkungan yaitu zat aditif makanan tertentu, pengawet, asap rokok, merkuri, dan timah. Gizi buruk pada awal kehidupan juga berpengaruh untuk penyebab gangguan belajar di kemudian hari.
2.6 PENANGANAN LEARNING DISORDER
            Setiap anak adalah unik, jadi penanganan sering bervariasi tergantung pada jenis gangguan dan keparahan gejala. Diskusikan dengan Okupasi Terapis  dan guru untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Kebanyakan penanganan gangguan belajar melibatkan intervensi pendidikan dan pelatihan keterampilan perilaku. Sebuah program pengajaran dapat dirancang untuk membantu anak mempelajari strategi baru dalam mata pelajaran.
Seperti yang telah disebutkan diatas, jika anda menduga anak anda mengalami gangguan belajar, semakin cepat tertangani, maka semakin cepat baik pula kondisi anak anda untuk menjalani aktivitas akademik yang normal dan sukses.
            Anak-anak dan orang dewasa mungkin mempunyai kesulitan belajar. Okupasi Terapis biasanya bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai masalah pada motorik mendasar yang memberikan kontribusi untuk menyebabkan kesulitan akademis mereka. Mereka juga dapat  bekerja dengan anak-anak yang mempunyai masalah learning disorder yang juga mengalami kesulitan untuk mengatur diri mereka sendiri atau menyelesaikan tugas sehari-hari. Jika Anda menduga bahwa anak Anda memiliki kesulitan koordinasi atau organisasi, bawalah mereka ke seorang Okupasi Terapis. Okupasi Terapis berperan unik dalam pekerjaannya dengan orang yang mempunyai gangguan/kesulitan belajar. Mereka berkemampuan untuk bekerja secara holistik, praktis, dan kreatif.

Peran Okupasi Terapis  dalam kasus Learning Disorder :
a.       Pada Area Sekolah :
1. Mintalah pada guru/walikelas untuk meninjau aturan dan rutinitas anak secara individual sehingga jelas tentang perkiraan waktu istirahat, makan siang, olahraga, dll.
2. Mengenalkan komputer sedini mungkin. Meskipun keyboarding mungkin awalnya sedikit sulit, tetapi anak Anda harus mahir, karena hal ini dapat mengurangi jumlah tulisan tangan yang diperlukan.
3. Jika anak Anda mengalami kesulitan tulisan tangan, cobalah menyediakan kertas yang sesuai dengan kesulitannya. Misalnya, garis spasi yang luas untuk anak menulis yang besar (terlalu tinggi), dan menggunakan kertas bergaris untuk anak yang kesulitan menulis dalam satu garis.
4. Mengatur anak memiliki waktu ekstra untuk menyelesaikan tugasnya seperti menyalin, menulis, menulis cerita dan berkarya seni. Jika kecepatan yang diinginkan, bersedialah menerima hasil kerjaan yang kurang bagus dari anak.
5. Memberikan anak dengan metode berbeda dalam menyajikan informasi di sekolah. Misalnya, anak dapat menyajikan laporan secara lisan, gunakan gambar-gambar untuk menggambar ide-ide, merekam ujian atau cerita dengan tape recorder, atau mengetik laporan dikomputer.
b.      Pada Area Rumah dan Masyarakat :
1. Cobalah untuk membangun jadwal rutin anak untuk bersiap ke sekolah dan mengerjakan PR. Beberapa anak merasa terbantu untuk memiliki rutinitas pagi, atau perubahan jadwal tidur. Informasikan kegiatan-kegiatan rutin tersebut dengan gambar yang menunjukan peristiwa.
2. Ajak anak Anda menggunakan kaos/pakaian yang mudah digunakan dan mudah untuk melepasnya. Seperti : Sweat pants, sweat shirts, legging, dan sepatu velcro. Lebih baik gunakan velcro daripada menggunakan tali atau kancing.
3. Cobalah untuk memperkenalkan anak Anda dengan aktivitas/olahraga baru yang bersifat individual sebelum dikenalkan dengan kegiatan dengan kelompok. 
4. Anak Anda mungkin akan lebih suka dan lebih baik untuk melakukan olahraga individu seperti renang, berlari, bersepeda, dan yang lainnya yang bukan olahraga tim/kelompok. Jika hal ini terjadi, cobalah untuk mendorong interaksi sosial melalui jenis kegiatan lain seperti bermain musik, drama, menyanyi.
2.7 CONTOH MASALAH LEARNING DISORDER
·         Permasalahan
Seorang siswa kelas 3 IPS bernama Joko, menunjukkan jarang masuk sekolah sering melanggar tata tertib dan prestasi belajarnya kurang. Dari data yang ada siswa suka membolos apabila ada mata pelajaran Matematika , pada akhir tahun yang lalu siswa yang bersangkutan termasuk salah seorang yang dipermasalahkan dalam kenaikan kelas. Joko tidak memiliki tempat belajar khusus dirumahnya.Dia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga sering terlambat masuk sekolah.
Data lain menunujukkan merupakan anak ke enam dari sepuluh bersaudara, ketiga saudaranya sudah kuliah dan salah satu adiknya sama-sama berada di kelas 3 IPA. Status sosial-ekonominya cukup tetapi jumlah saudaranya banyak yang harus dibiayai , keadaan ini terlihat cukup sulit mengingat ketiga saudaranya berada di PT dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Joko sebenarnya kurang berminat tehadap bidang studi IPS, bahkan dalam menyelesaikan tugasnya pernah bentrok dengan salah satu guru. Kesukaran yang dialaminya adalah tidak dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Menurut tes Psikologis Joko termasuk anak yang memiiki.
 kecerdasan umum rata- rata dan dari segi kepribadian secara potensial Joko mempunyai kecenderungan untuk berprestasi lumayan tetapi motivasinya rendah.
2.8  METODE PENYELESAIAN LEARNING DISORDER
1.      Metode dalam bidang Pendidikan
Prosedur Pemberian Bantuan Oleh Konselor, sebagai berikut:
a.        Identitas Siswa
Nama               : Joko
Kelas               : 3
Jurusan            : IPS
1.      Identifikasi masalah siswa :
-          Jarang masuk sekolah (sering membolos pada mata pelajaran matematika)
-          Sering melanggar tata tertip
-          Prestasi belajar kurang
-          Tidak dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif
2.      Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar Siswa
-          Siswa mengalami kesulitan belajr pada mata pelajaran matematika
-          Tidak berminat pada mata pelajaran IPS
3.      Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
a.       Faktor Internal:
-          Kurangnya motivasi dalam belajar
-          Kurang berminat pada mata pelajaran IPS dan matematika
-          Kurang senang dengan guru
-          Tidak bisa memanfaatkan waktu belajar secara efektif
b.      Faktor Eksternal :
-          Fasilitas belajar yang kurang memadai
-          Mempunyai beban ekonomi
4.      Memperkirakan Alternatif Bantuan (Prognosa)
-          Siswa J masih mungkin di tolong
-          Waktu yang diperlukan untuk memberikan layanan bantuan 1 bulan, 4 x pertemuan
-          Pertolongan diberikan pada saat jam  pelajaran di ruang BK
-          Yang dapat memberikan bantuan: konselor dan orang-orang yang bertugas sebagai  pendukung (wali kelas dan orang tua)
5.      Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasi Kesulitan Siswa
-          Konseling individual
-          Home visit
-          Tutor sebaya
6.      Tindak Lanjut
a.       Konseling Individual
Konselor mengkonseling siswa Joko dengan memanfaatkan waktu jam pelajaran dengan meminta izin guru yang bersangkutan.
b.      Home visit
Konselor mengunjungi rumah Joko dan menemui orang tua Joko dengan tujuan untuk mencari informasi atau data tentang kegiatan Joko di rumah.
c.       Tutor Sebaya

·         Konselor meminta bantuan kepada reman Joko yang dianggap mampu , untuk membantu kesulitan belajar Joko dalam pelajaran Matematika.
·         Konselor membentuk kelompok belajar Matematika.

d.      Konselor menghubungi wali kelas Joko untuk memberikan informasi perkembangan pada diri Joko.
e.       Konselor mengevaluasi dan mengikuti perkembangan siswa selama satu semester, bila dalam satu semester belum ada perubahan maka konselor harus melakukan tindak  lanjut terhadap hasil evaluasinya dengan cara meneliti dari awal apakah metode yang digunakan salah atau ada penyebab lain.

2.      Metode Penyelesaian yang berhubungan dengan Emosional
Dalam hal emosional, metode yang dapat digunakan dalam penyelesaian masalah Learning Disorder di atas adalah :
a)      Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
b)      Siapkan Ruang Belajar
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Jika kesulitan itu muncul karena tidak tersedianya meja, maka ajaklah anak belajar di meja makan didampingi orangtuanya. Tentu sebelum belajar meja makan harus dibersihkan lebih dahulu.
Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
c)      Komunikasi
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.
Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya. Selamat mencoba.

3.      Metode Penyelesaian dalam hal Penyesuaian Sosial
Membangkitkan motivasi Joko melalui interaksi dengan teman-temannya yang ada di sekolah maupun di lingkungannya. Sehingga termotivasi untuk bangkit mencapai prestasinya karena mendapat dukungan dari teman-temannya.

4.      Metode Penyelesaian secara Ekonomi
Setelah Joko memiliki motivasi tinggi, dan itu akan terlihat dari hasil raportnya. Maka pihak sekolah mengusahakan memberi bantuan berupa beasiswa kepada Joko. 

4 comments:

Unknown mengatakan...

Tolong ditambahkan dari mana sumber/referensi nya

Unknown mengatakan...

Boleh tolong ditambah sumber pustakanya dari mana?
Thank u

Unknown mengatakan...

Sumber pustakanya mana?

Unknown mengatakan...

Sumber pustakanya mana?

Posting Komentar