Pages

Selasa, 24 April 2012

Menghapus Trauma dengan Menulis


Menghapus Trauma dengan Menulis
Apakah Anda memiliki kebiasaan menulis buku harian? Jika ya, teruskanlah! Menulis, khususnya hal-hal yang menakutkan atau membuat trauma, ternyata berdampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini dikemukakan oleh James Pennebaker Ph.D., seorang profesor psikologi dari Universitas Texas.
Pengalaman John Mulligan
Sebagai seoran veteran perang Vietnam, Mulligan kenyang dengan pengalaman pahit. Enam tahun lalu ia seperti orang yang hilang akal, hanya berkeliaran tanpa tujuan di San Fransisco. Bahkan teman-temannya sesama veteran Vietnam melampiaskan dendam secara serabutan. Hewan ditembaki hanya sebagai kesenangan.

Tugas Perkembangan


I. Tugas perkembangan masa bayi
Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fisiologis yang baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya tersendiri seperti pada saat dilahirkan. Tentu saja sebagian besar tugas-tugas perkembangan ini belum dapat sepenuhnya dikuasai pada saat masa bayi hampir berakhir, tetapi dasar-dasarnya harus sudah diletakkan.

Perkembangan Moral Kohlberg


Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Kata mos jika akan dijadikan kata keterangan atau kata sifat lalu mendapat perubahan dan belakangannya, sehingga menjadi “morris” kepada kebiasaan moral dan lain-lain dan moral adalah kata nama sifat dari kebiasaan moral dan lain-lain, dan moral adalah kata nama sifat kebiasaan itu, yang semula berbunyi moralis. Kata sifat tidak akan berdiri sendiri dalam kehidupan sehari-hari selalu dihubungkan dengan barang lain. Begiu pula kata moralis dalam dunia ilmu lalu dihubungkan dengan scientia dan bebrunyi scientis moralis, atau philosophia moralis. Karena biasanya orang-orang telah mengetahui bahwa pemakaian selalu berhubungan dengan kata-kata yang mempunyai arti ilmu. Maka untuk mudahnya disingkat jadi moral.

Perkembangan Kognitif Jean Piaget


A. RIWAYAT HIDUP JEAN PIAGET
Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa yang ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama dalam hal ilmu pengetahuan alam.
Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya tentang burung gereja "albino` (memiliki kulit yang benar-benar pucat atau terang) yang langka, diterbitkan -- yang pertama dari ratusan artikel dan lebih dari lima puluh buku. Beberapa kali, saat memberikan karyanya untuk diterbitkan dalam berbagai redaksi majalah, Piaget dipaksa untuk merahasiakan usianya yang masih muda. Banyak editor menganggap penulis muda tidak memiliki kredibilitas.

Belajar Sosial Albert Bandura


PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
a) Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa reinforsemen yang nyata. Dalam penelitiannya, ternyata orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu, dan model yang diamatinya juga tidak mendapat reinforsemen dari tingkah lakunya. Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman langsung. Melalui observasi orang dapat memperoleh respon yang tidak terhingga banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan.

Psikoseksual Sigmund Freud


Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-anak dalam membentuk karakter seseorang. Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi. Anehnya, Freud jarang sekali meneliti anak secara langsung. Dia mendasari teorinya dari analisis terhadap pasien dewasa. Teknik psikoanalisis mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman masa kanak- kanaknya.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap, infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian, terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis.